Daftar Blog Saya

Kamis, 07 Mei 2015

Analisis Dampak Sosial Budaya



Analisis Dampak Sosial Budaya
No
Indikator
Sebelum Pengembangan
Sesudah Pengembangan dan dampak
1
Dampak terhadap keterkaitan dan keterlibatan antara masyarakat setempat dengan masyarakat yang lebih luas, termasuk tingkat otonomi atau ketergantungannya
Ketergantungan rendah dengan masyarakat luar, karena kebutuhan dan keinginan masih sedikit
Ketergantungan semakin tinggi karena kebutuhan semakin meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan (dampak baik)
2
Dampak terhadap hubungan interpersonal antara anggota masyarakat
Hubungan sangat erat karena kesamaan dalam mata pencaharian
Hubungan kurang erat akibat keberagaman mata pencaharian (dampak kurang baik)
3
Dampak terhadap dasar-dasar organisasi/kelembagaan sosial
Organisasi dengan manajemen tradisional
Organisasi cenderung mengarah pada manajemen modern (dampak baik)
4
Dampak terhadap migrasi dari dan ke daerah pariwisata
Migrasi masih sedikit
Migrasi menjadi semakin banyak (dampak kurang baik)
5
Dampak terhadap ritme kehidupan sosial masyarakat
Ritme kehidupan masih lambat
Ritme kehidupan meningkat (dampak baik)
6
Dampak terhadap pola pembagian kerja
Pembagian kerja masih sederhana
Pembagian kerja semakin kompleks (dampak baik)












7
Dampak terhadap stratifikasi dan mobilitas sosial
Stratifikasi sangat kental khususnya pemilik tanah sangat dihormati
Persamaan derajat, seseorang dihormati atas dasar apa yang diperbuat, dan bukan atas dasar siapa orang tersebut (dampak baik)
8
Dampak terhadap distribusi pengaruh dan kekuasaan
Pengaruh kekuasaan terpusat
Kekuasaan terdistribusi dan terpecah (dampak baik)




9
Dampak terhadap meningkatnya penyimpangan-penyimpangan sosial
Penyimpangan social rendah, masih tuduk pada norma adat
Penyimpangan sosial semakin tinggi karena lebih menekankan pada kebebasan individu (dampak kurang baik)
10
Dampak terhadap bidang kesenian dan adat istiadat.
Kesenian dan adat istiadat masih sangat konvensional
Kesenian dan adat istiadat semakin berkembang (dampak baik)


Kesimpulan
Saat ini yang dibutuhkan, adalah sebuah perencanaan sosial yang matang terhadap budaya masyarakat itu sendiri. Kondisi sosial masyarakat berada dalam keadaan yang kondusif dimana dengan adanya pariwisata memacu masyarakat mengembangkan kebudayaannya.
Perencanaan sosial yang harus diperhatikan oleh pemerintah dalam hal ini haruslah yang sesuai dengan semangat partisipasif masyarakat itu sendiri. Pemerintah harus memberikan sebuah terobosan untuk melaksanakan perencanaan sosial seperti apa yang dikehendaki oleh masyarakat. Sehingga tidak terkesan alur pembangunan pariwsata, tidak hanya mengalami pendekatan yang bersifat top down tetapi juga bersifat bottom up. Ketika pemerintah telah berhasil dalam menentukan pedoman utama untuk membuat perencanaan tersebut, maka dibutuhkan tangan yang kuat untuk mempertahankan prinsip-prinsip tersebut dari tekanan grup kuat dalam penduduk.Yang lebih difokuskan pemerintah daerah ke depan adalah bagaimana strategi sosial untuk mengatasi permasalahan sosial terkait dengan pengembangan pariwisata.
Di tengah arus globalisasi dan modernisasi yang melanda sebagai akibat berkembang pesatnya sektor pariwisata, menyebabkan arus wisata dengan kedatangan berbagai wisatawan asing, yang memiliki kebudayaan bermacam-macam memiliki implikasi terjadinya perubahan budaya dalam masyarakat. Bermacam teknologi kemudian mulai diperkenalkan oleh masyarakat, bahkan tidak jarang masyarakat sendiri memiliki teknologi yang muncul sebagai akibat adanya kontak dengan kebudayaan lain. Lambat laun dapat kita perhatikan bahwa perubahan sosial sudah terjadi dengan sangat cepatnya. Perubahan yang terjadi sebagai akibat kontak dengan kebudayaan asing. Lambat laun hal ini mempengaruhi pranata-pranata masyarakat. Sehingga, untuk bertahan dari semua itu diperlukan strategi budaya ke depan untuk tetap dapat survive di daerahnya sendiri. Dengan strategi tersebut dapat dijamin bahwa masyarakat ke depan akan mampu melihat dengan lebih jernih modernisasi dan tidak hanya sekadar sebagai objek yang mudah dimanipulasi, tetapi juga sebagai pangkal pembangunan pariwisata.
Untuk mengatasi kesenjangan sosial yang mencolok antara wisatawan dan masyarakat local, Reisinger(1997)menganjurkan beberapa hal yang harus ditempuh antara lain :
Ø Masyarakat local agar diberikan pendidikan ,pemahaman,dan apresiasi terhadap budaya asing/wisatawan.
Ø Wisatawan harus diberikan informasi tentang budaya masyarakat lokal.
Ø Adanya standarisasi Internasional bila terjadi perbedaan kebudayaan antara masyarakat lokal dan wisatawan.
Ø Ratio wisatawan dan masyarakat lokal harus dimonitor
Di bidang budaya harus dirintis kembali pengembangan dan peningkatan kehidupan kebudayaan dikalangan masyarakat secara rutin dan berkesinambungan diberbagai tingkatan daerah, mulai dari tingkat desa sampai ke perkotaan, tidak lagi dipusatkan hanya di Pusat ataupun di ibu kota propinsi. Adanya upaya penyeragaman budaya menjadi budaya nasional, seperti pada masa lalu, agar ke-bhineka-an budaya dan kesenian dapat tumbuh berkembang dengan sehat dan alamiah. Apresiasi budaya dan kesenian diberbagai tingkatan harus dilakukan oleh rakyat secara spontan bukan lagi didasarkan karena adanya arahan dari pusat ataupun diselenggarakan melalui panitia pusat. Yang pada akhirnya setelah surat keputusan berakhir maka berbagai event  ataupun festival pun tidak muncul lagi dan menunggu SK berikutnya. Paragdima berpikir semacam ini haruslah dikikis habis oleh para pelaku pariwisata itu sendiri. Apabila pemerintah mempunyai dana untuk membantu kegiatan-kegiatan budaya kesenian, hendaknya hanyalah bersifat “ start-up ” untuk menggulirkan kegiatan tersebut pada tahap-tahap awal, sedangkan untuk selanjutnya harus dapat dikembangkan sendiri dari swadaya masyarakat..

1 komentar:

  1. halo, apa saya bisa minta sumber kongkret (buku, jurnal. dll) tulisan ini? agar saya bisa merujuk

    BalasHapus